Selasa, 08 Maret 2016

Curhat


YA ALLAH

Maha suci engkau yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya

Maha suci engkau yang telah menciptakan lintasan benda benda tersebut, sehingga semuanya bergerak di lintasan yang telah engkau tetapkan

Maha suci engkau yang telah menciptakan manusia dengan jenis yang berbeda untuk disatukan

Kumohon tuntunlah langkahku menuju lintasan hidupku yang telah engkau tetapkan, sebagaimana engkau menetapkan lintasan dari benda benda yang telah engkau ciptakan

Amiiiiiiin Yaa Robbal Aalamiiin

ciputat 090316
@gerhana_matahari

Jumat, 15 Januari 2016

DESA CIKASO

Desa Cikaso merupakan salah satu desa yang sudah tua, sejarah mengenai kapan terbentuknya, dari mana asal orangnya dan sejarah hal-hal yang lainnya sampai sekarang belum terungkap. Misteri-misteri yang tersimpan pada tempat-tempat yang dianggap mempunyai keramat sampai saat inipun masih menjadi misteri (belum diketahui rahasianya), benda-benda pusaka dan harta-harta yang menurut ceritra tersimpan di Gunung simpen ( nama salah satu tempat keramat yang berlokasi di RT.21/01 Dusun Manis ) sampai kinipun belum terbongkar. Orang hanya dapat mengetahui dari dongeng-dongeng yang terkadang membawa hati kita untuk menyelami kegaiban mahluk-mahluk halus sehingga orang yang mendongengnya itu sulit untuk membuktikan kebenaran ceritranya dan orang yang tidak atau kurang kepercayaan kepada mahluk-mahluk gaib sulit untuk menerima ceritra tersebut.
CERITERA RAKYAT
1. Ceritera rakyat
Yang dimaksud ceritera rakyat adalah ceritera yang berkembang dimasyarakat, disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut tanpa disebutkan tahun kejadiannya. Ceritera rakyat ini banyak kelemahannya karena selain tidak disebut tahun kejadiannya, faktor keterbatasan ingatan sipenceritera dari orang yang satu ke orang yang lain akan ada bumbu-bumbu ceritera baik menambah ataupun mengurangi.
Penulis disini akan menyajikan ceritera rakyat pada zaman Tumenggung Argawijaya hasil wawancara dengan beberapa orang tua, rekaman kaset, wawancara siswa SMA Muhammadiyah dengan Bapak Rusba dan Bapak Umar Widjaya almarhum, ceritera yang diungkap dalam ceritera wayang yang sering dilakonkan oleh dalang Ali pada tahun 50-an yang kesemuanya ini penulis himpun dan disusun dalam satu ceritera, selain itu tentu saja daya imajinasi penulis sendiri dikembangkan untuk menyusun sistematika penulisan, adapun kisah-kisahnya sebagai berikut :
Ø Tersebutlah kisah di Cikaso ada pemerintahan dengan kepala pemerintahannya bergelar Tumenggung, jenjang pemerintahan yang ada pada waktu itu terdiri dari Tumenggung (setingkat Bupati), Demang (setingkat Wedana) dan Desa dipimpin oleh Kuwu.
Adapun yang jadi Tumenggung adalah Tumenggung Argawijaya dengan Patihnya Nagareja. Tumenggung Argawijaya adalah anak dari Dalem Indrawana dan dalem Indrawana mempunyai adik bernama Indraimawan. Mengenai Indrawana dan Indraimawan tidak banyak diceriterakan begitu pula asal usulnya.
Sebutan Dalem bagi Kepala Pemerintahan di daerah Kuningan digunakan sekitar tahun 1700, hal ini berdasarkan catatan dalam buku sejarah Kuningan yang menceriterakan bahwa setelah Prabu Geusan Ulun meninggal pada tahun 1650, kepala pemerintahan diganti anaknya yang sulung yang bergelar Mangkubumi. Setelah Dalem Mangkubumi memegang kekuasaan di Kuningan maka timbul kembali kekuasaan-kekuasaan diantara saudara-saudaranya yang lain.
Di pusat kota Kuningan dipegang oleh Dalem Mangkubumi, sedangkan saudara-saudaranya sebanyak 28 (dua puluh delapan) orang menempati tempat-tempat kedudukan seperti dapat diketahui dari nama julukannya atau tempat pemakamannya seperti Dalem Mangkubumi dimakamkan di Purwawinangun, Dalem Citangtu, Dalem Pasawahan, Dalem Panyilih, Dalem Koncang, Dalem Trijaya, Dalem Kasturi, Dalem Dago Jawa, Dalem Winduherang, Dalem Cengal dan lain-lain.
Apabila dilihat dari sejarah Kuningan, Dalem Indrawana tidak tercatat ini berarti bahwa Cikaso terpisah dari Kuningan dan Pemerintahan Indrawana diperkirakan pada sekitar tahun 1750.
Kita kembali mengenai Ceritera Rakyat di Cikaso, suatu waktu Tumenggung Argawijaya diundang untuk ikut menghadiri perayaan “mulud” di Solo (Yogya), akan tetapi karena berhalangan menugaskan Demang Cimarilit untuk menghadirinya, tentu saja dengan membawa upeti dan diiringi beberapa pengawal. Waktu datang seluruh undangan yang lain sudah hadir sedang menghadap sultan dan Demang Cimarilit datangnya terlambat sehingga ditegur oleh sultan. Atas teguran tersebut tentu saja merasa tersinggung lalu menjawab bahwa meskipun datangnya terlambat saya tidak akan kalah oleh orang lain, maka merokoklah Demang Cimarilit, tiba-tiba muncul beberapa ekor harimau yang mengacaukan pertemuan, tanpillah Demang Cimarilit untuk menangkap dan menungganginya sehingga seluruh peserta yang hadir terbengong-bengong dan duduk kembali. Pada waktu akan pulang Demang Cimarilit tidak permisi lagi, sehingga dicari kesana kemari dan diketemukan dipendopo sedang makan-makan dengan teman-memannya sebanyak tujuh orang yang tidak diketahui siapa yang tujuh orang tersebut karena tidak ada yang mengenalnya. Setelah itu Demang Cimarilit permisi pulang bersama tujuh temannya dengan menunggangi harimau.
Ø Kisah lain menceriterakan bahwa suatu waktu Kepala Pemerintahan dari Seuseupan, sebut saja Patih Seuseupan merasa iri hati atas kekuasaan Tumenggung Argawijaya yang makin luas dan beliau bermaksud menyerang Cikaso. Untuk menahan serangan, Tumenggung menugaskan pasukannya untuk mencegat dibatas kota yaitu batas antara Sindangbarang dengan Cikaso. Untuk menggagalkan serangan tersebut Imbakerti (Penasihat Tumenggung) membekali pasukan dengan sapu merang dan air ketan hitam dengan pesan apabila sudah behadap-hadapan dengan musuh hendaknya air ketan hitam tersebut dicipratkan dengan menggunakan sapu merang. Dengan kekuasaan Tuhan pada saat berhadap-hadapan dengan musuh air ketan hitam tersebut dicipratkan maka bergelimpanganlah musuh dalam keadaan pingsan, patihnya sendiri dibunuh dengan dipenggal kepalanya. Setelah patihnya meninggal maka pasukannya dikirim makanan (timbel) dengan lauk pauknya lalu sadar dari pingsannya dan disuruh makan, setelah selesai makan disuruh pulang lagi ke Seuseupan.
Ø Masih dalam zaman Tumenggung Argawijaya, mengkisahkan terjadinya peperangan antara Tumenggung dengan Kompeni yang mau menaklukan Cikaso, ceritera ini sering dilakonkan dalam ceritera wayang, adapun ceriteranya sebagai berikut :
Dikisahkan pula pada zaman Tumenggung Argawijaya, Kompeni berusaha untuk menaklukkan Cikaso, karena Cikaso masih tetap tidak mau tunduk kepada Kompeni maka diaturlah suatu tipu muslihat oleh Belanda, yaitu dengan mengadakan pesta besar-besaran bertempat di desa Kaliaren. Maksud pesta tersebut akan mengundang Tumenggung Cikaso dan akan dibunuhnya ditempat keramaian. Diundang dalam pesta tersebut Raden Leuwimunding, Gedeng Plumbon, Pangeran Gempol, Kuwu Kaliaren dan Tumenggung Cikaso. Undangan pesta disampaikan oleh Kuwu Kaliaren kepada Tumenggung, tapi tumenggung, tidak bisa hadir karena berhalangan dan mengutus patihnya yaitu patih Nagareja. Meskipun tumenggung tidak hadir tapi niat Kompeni tetap dilaksanakan yaitu ingin membunuh Patih Nagareja. Patih Nagareja adalah Patih yang cukup tangguh/sakti dan kuat serta tidak mempan oleh senjata, tapi ada yang nengetahui kelemahan beliau yaitu tidak akan tahan oleh tusukan bambu hitam (awi hideung=sunda).
Saat berlangsungnya pesta terjadilah keributan dan patih Nagareja dikeroyok dan ditusuk dengan bambu hitam, dalam keadaan terluka dengan tusukan bambu masih tertancap diperutnya Patih Nagareja meloloskan diri dan lukanya dibalut dengan ikat kepala (iket=sunda) maksudnya mau pulang kembali, tetapi dalam perjalanan mendekati perbatasan Cikaso (daerah Jalaksana) lukanya tidak tertahankan lagi, maka dicabutlahbambu hitam yang menancap diperutnya, bambu tersebut dilemparkan dan jatuh di kampong Pasawahan yang sekarang dinamakan
Padelingan .
Patih Nagareja itu sendiri dalam keadaan luka terlunta-lunta akhirnya meninggal dan tidak diketahui kuburannya, tapi ada pula ceritera lain bahwa Patih Nagareja dikuburkan di Kompleks Makam Tumenggung.
Ø Tersebut pula kisah setelah Kompeni gagal membunuh Tumemnggung Argawijaya, maka Kompeni bekerja sama dengan Raden Leuwimunding dan Raden Leuwimunding dikenal sebagai orang yang cukup sakti, kebal akan senjata tajam karena memiliki badik emas, ada juga yang menceriterakan mempunyai wesi kuning.
Setelah diketahui bahwa Raden Leuwimunding akan menyerang, maka bermusyawarahlah Tumenggung Argawijaya dan Imbakerti. Dalam Musyawarah tersebut diputuskan bahwa tidak akan melawan Raden Leuwimunding dengan perang secara terbuka, tapi akan dilawan dengan tipu muslihat karena Raden Leuwimunding cukup sakti maka apabila dilawan dengan secara terbuka akan banyak menimbulkan korban. Tipu muslihat yang digunakan yaitu dengan membuat lubang jebakan yang didalamnya diisi dengan bilah-bilah bambu runcing ( dirucuk ) dan atasnya ditutup dengan daun-daunan dan tumput. Selain dipersiapkan jebakan, Tumemnggung meminta bantuan kepada tumenggung Kuningan, tetapi tidak mau membantu karena syarat yang diajukan ditolak oleh Tumemnggung Argawijaya, adapun syaratnya yaitu mau membantu Cikaso asal Cikaso mau bergabung ke Kuningan / bergabung dibawah kekuasaan Tumenggung Kuningan.
Sesuai dengan apa yang sudah dipersiapkan maka datanglah pasukan Raden Leuwimunding yang dibantu oleh Kompeni, pasukan sebelum menyerang berkumpul disuatu tempat (sekarang dinamakan Desa Kurucuk dan diganti namanya jadi Kramatmulya), setelah pasukan berhadap-hadapan dan saling mengejek, maka menyerbulah pimpinan pasukan Raden Leuwimunding beserta pasukannya mengejar pasukan Cikaso yang lari kesebelah timur, jebakan sesuai dengan perhitungan pimpinan pasukan Raden Leuwimunding terjerumus kedalam lubang jebakan , lalu dikeroyok beramai-ramai, dilempari dengan batu, ditimbun dengan tanah sampai mati, pasukannya mengundurkan diri dan sebagai peringatan tempat berkumpulnya pasukan saat akan menyerang dinamakan Kurucuk, karena pimpinannya mati di rucuk . Tempat terjerumusnya Raden Leuwimunding dinamakan Cilangga, karena penyerangan tersebut laga atau tidak berhasil, tetapi ada pula yang menyebut bahwa Cilangga tersebut berasal dari
langgeng karena airnya tetap mengalir meskipun pada musim kering sekalipun. Dari tempat tertimbunnya Raden Leuwimunding mengalir air yang berbau bangkai sehingga aliran air / selokan tersebut dinamakan Cibugang .
Pasukan Cikaso yang mengundurkan diri dalam keadaan luka-luka membersihkan luka-lukanya pada sebuah aliran sungai yang sekarang dinamakan Cihanyir. Adapun kepercayaan rakyat Desa Cikaso pada lokasi tertentu di Cihanyir airnya bisa digunakan untuk mengobati. Disebut Cihanyir karena airnya bau anyir darah.
Setelah diserang pasukan Raden Leuwimunding, ketumenggungan di Cikaso makin lemah dan akhirnya Tumenggung meninggal harta kekayaannya disimpan disebuah tempat yang sekarang disebut Gunung Simpen . Lokasinya di Dusun Manis Blok Nusa. Adapun harta yang disimpannya berupa panimbal beureum dan panimbal bodas (Teko berwarna merah dan putih) yang berisi Jagung Putih, menurut ceritera yang dimaksud Panimbal beureum yaitu teko dari bahan keramik, sedangkan panimbal bodas yaitu teko dari porselin dan yang dimaksud degan jagung bodas adalah berlian. Selain itu disimpan pula Sangga Emas (baki emas) Keris Antayansari dan Keris Nagapasah. Menurut ceritera di Gunung Simpen ini ada yang menunggunya yaitu harimau jadi-jadian yang dinamai si Pencor (Harimau Pincang)
Ø Ada pula ceritera rakyat mengenai Imbasuta, Imbasuta adalah adik dari Imbakerti. Mengenai Imbasuta ini ada dua versi ceritera, yaitu versi ceritera orang-orang Sindangbarang dan versi ceritera orang-orang Cikaso.
· Versi ceritera orang Sindangbarang (Disarikan dari Diktat sejarah Desa Sindangbarang yang disusun oleh U. SUGANDA tahun 1984)
Embah Buyut Cihideung atau Ciringsing Wayang yang biasa disebut oleh orang Cikaso Imbasuta adalah leluhur orang Sindangbarang, suatu waktu terjadi pertentangan dengan leluhur Desa Karangmangu karena persengketaan batas wilayah, karena kesaktian Embah Buyut Cihideung, leluhur Desa Karangmangu mengalami kekalahan dan meminta bantuan ke Cikaso akan tetapi itupun tidak kuat, sehingga batas Desa Sindangbarang bertambah ± 50 meter dari batas semula, karena Embah Buyut Cihideung seorang yang ahli pertanian, maka beliau membuat saluran tersebut Embah Buyut Cihideung tidak menggunakan alat-alat seperti biasanya, tetapi dengan alat kemaluannya, disuatu tempat yang bernama Cisuta ada sebuah batu yang menghalangi saluran sehingga sulit dikerjakan, Embah Buyut Cihideung merasa sedih sampai mengeluarkan air mata dan ditempat itulah asal mulanya disebut Cisuta ((nyusut cimata =sunda), ditempat tersebut saat ini ada batu menonjol kesaluran air dan ada bekas-bekas menatah batu tersebut. Dalam pekerjaan selanjutnya pada suatu tempat tidak meneruskan pekerjaan karena terlalu berat melewati tegalan apabila saluran tersebut diteruskan ke sebela

Senin, 11 Januari 2016

DOAKU



  

Ya Allah
Ya Rosululloh


Abdi Nuhun rohmatna Allah
Syafaatna kanjeng Rosululloh

Mugi mugi
Sim abdi,
Ibu rama abdi,
Raka abdi,
Sareng rayi abdi sadaya

Nuhunkeun ditetepkeun iman islamna
Nuhunkeun disalametkeun dunia akheratna
Nuhunkeun diangkeun umatna kanjeng Rosululloh SAW
Nuhunkeun dihampura sagala dosana
Nuhunkeun dihapunten sagala kalepatanana
Nuhunkeun disehatkeun jasmanina
Nuhunkeun disehatkeun rohanina
Nuhunkeun dibabarikeun usahana
Nuhunkeun dibabarikeun rezekina
Sareng abdi nuhunkeun kanggo diri abdi
Abdi hoyong diangken janten umat Rosul Anjeun
Abdi hoyong ngalaksanakeun Sunnah Rosull Anjeun
Abdi hoyong nikah
Mugi mugi anjeun enggal maparinan jodoh kanggo abdi
Anu menurut Anjeun terbaik kanggo abdi
Ya Allah
saupami jodoh abdi tebih keneh, mugi Anjeun enggal nyaketkeun
Saupami jodoh abdi parantos caket, mugi Anjeun enggal ngahijikeun,,,
Amiiin Yaaa Robbal Alamiiin

Jumat, 25 Desember 2015

UFO


Piring Terbang (UFO)


Pada tanggal 24 juni 1947, Kenneth Arnold, usahawan dari Boise di Idaho, sedang terbang dengan pesawat pribadinya dekat Mount Rainer di whasington AS. Tiba tiba dia tercengan melihat sekelompok pesawat aneh bergerak berderetan secara menakjubkan. Pesawat pesawat itu berbentuk pipih dan berkilau sehingga memantulkan sinar matahari seperti cermin. Mereka berseliweran diatas gunung itu.
Berita itu segera menggemparkan masyarakat Whasington. Piring terbang yang dilihat Arnold menjadi topik pembicaraan yang menarik. Dalam beberapa hari saja, banyak orang yang melaporkan bahwa mereka melihat juga piring terbang yang sama di lain tempat sehingga masyarakat pun semakin gempar dan ketakutan.
Angkatan Udara Amerika Serikat akhirnya memutuskan untuk menyelidiki sampai tuntas benda misterius ini melalui serangkaian penelitian. Para peneliti menamakan pesawat misterius ini “Benda langit tak dikenal” (UFO). UFO yang telah dilaporkan para pengamat menunjukkan berbagai bentuk. Yang besar dengan diameter lebih dari 30 cm, cakram yang berukuran sedang, dan cakram kecil yang berukuran hanya beberapa cm. Kapal angkasa ini menunjukkan manuver yang sangat menakjubkan. Kadang-kadang mereka diam terkatung-katung, kemudian bergerak dengan cepat ke langit, mengadakan gerakan belok mendadak, dan membalik dengan kecepatan yang sangat fantastis, yaitu ribuan km per jam.
Namun, benarkah ada pesawat fantastis yang dikenal dengan sebutan piring terbang itu???
Menurut astronom Donald H. Menzel dari Harvard, piring terbang itu sama sekali bukanlah pesawat ruang angkasa yang sebenarnya. Penampilan pesawat yang misterius itu jelas merupakan gejala meteorologi. Dalam banyak hal, perwujudan mirip piring itu jelas merupakan pantulan sinar dari bentukan kristal es di atmosfer. Apabila kristal es seperti itu jatuh atau terkatung katung di udara, maka sinar matahari atau bulan yang dipantulkan akan menimbulkan efek-efek yang menakjubkan. Pantulan itu akan menyebabkan timbulnya lingkaran cahaya terpusat yang muncul di sekitar matahari. Inilah mungkin yang menyerupai pesawat ruang angkasa yang aneh itu.
Pada saat yang lain, pemunculan piring terbang itu karena kenyataan bahwa udara dapat berfungsi sebagai lensa pemantul sehingga membawa efek yang dikenal sebagai  fatamorgana. Sinar yang terpancar seperti melewati lembaran udara yang berbeda kepadatannya. Efeknya, terutama ketika lapisan lapisan yang kepadatannya kontras sekali saling bersinggungan.


Kalau lapisan udara yang panas berdekatan dengan bumi, gambaran langit akan terproyeksikan ke bumi, sehingga memberikan bayangan kolam atau danau dari kejauhan. Bila lapisan dingin dekat dengan bumi, gambaran bumi akan terproyeksikan ke langit. Lampu jauh dari mobil atau dari kota akan tampak mengambang di udara. Kalau terjadi angin ribut, lampu-lampu ini tampak meluncur dengan cepat kian-kemari. Kondisi yang menyebabkan fatamorgana penglihatan ini dapat juga menimbulkan fatamorgana radar.
Dalam beberapa kasus, orang mungkin merasa melihat pesawat ruang angkasa, tetapi kenyataannya mungkin mereka telah melihat pesawat udara biasa yang terbang begitu tingginya sehingga yang tampak hanya pantulan sinar matahari dari badan pesawat itu.
Sementara itu, pada tahun 1951, seorang ahli fisika, Urner Liddel menyatakan bahwa sebagian besar UFO yang diberitakan sebenarnya hanya balon Skyhook, yaitu pesawat tak berawak yang terbuat dari plastik besar. Balon tersebut digunakan untuk membawa peralatan meteorologi ke atas. Balon ini mencapai ketinggian luar biasa dan sering terbang dalam jarak jauh. Kalau terlihat dengan latar belakang langit, akan tampak seperti cakram. Jadi, banyak orang yang terkecoh oleh layang layang atau balon balon cuaca yang dikira UFO itu.
Benarkah demikian? Bagaimana pendapatmu?

Dikutip dari: Ilmu Pengetahuan Populer, Jilid 2